Dunia kita adalah refleksi dari wajah kita sendiri. Kalau kita tersenyum, dunia akan tersenyum untuk kita. Dan sebaliknya, dunia akan muram ketika kita menampilkan wajah muram. Dunia kita adalah apa saja yang terlihat, terdengar, terfikir dan terasa oleh kita. Tiap-tiap pribadi memiliki dunia sendiri-sendiri. Masa kecil berbeda dengan dunia yang kamu jalani saat ini. Dan ketika kamu tua kelak, dunia mu akan berbeda dengan dunia mu saat ini.
Tiap kita memiliki penglihatan, pendengaran, fikiran dan perasaan yang tidak sama. Dari sini kita bisa artikan dunia kita berbeda satu sama lain! Banyak faktor yang bisa memberikan nilai atau membentuk wajah kita –dunia mu! Nama, status, lingkungan, teman-teman, sikap-prilaku menjadi cermin besar menampilkan wajah kita di mata ‘dunia’ masing-masing. Selain itu ada faktor yang lebih penting, yang mempengaruhi tampilan wajah kita terhadap dunia kita. Ialah faktor yang berasal dari dalam diri seperti hati-nurani, rasionalitas akal-fikir, emosi, intuisi dan spiritualitas adalah jauh lebih berpengaruh dalam menampilkan wajah kita sebenarnya.
Ada hal penting yang perlu diingat dalam hidup ini. Hidup ini seperti dua sisi uang koin. Sebesar apa cintamu, sebesar itu pula potensi bencimu. Sebanyak apa teman-teman yang senang kepadamu sebanyak itu pula potensi teman-teman yang bencikan dirimu. Sebanyak apa sahabat yang satu ide denganmu, sebanyak itu pula yang bertolak belakang. Sesenang apa hidupmu, sebesar itu pula kamu menyimpan kesusahan di belakang kesenanganmu… and so on.
Melihat fenomena real sedemikian (3 paragraph di atas), maka seharusnya kamu tidak perlu menghabiskan energi untuk membuat duniamu memenuhi segala kehendak hati. Seperti keinginan memiliki ini-itu atau semata ingin orang menghargai diri mu, memandangmu baik, menyayangimu, menghormatimu dan atau memuaskan segala keinginan hatimu.
Energi tidak akan terkuras sekiranya segala yang ingin dilihat, didengar, di-fikir-kan, dirasakan adalah semata mengharapkan ridha Allah Ta’ala bukan karena dunia –ikhlas!! Ingat, suka atau tidak, sadar atau tidak, kebanyakan kita lebih peduli dengan pandangan manusia terhadap dirinya dari pada pandangan Allah Ta’ala… padahal Allah hanya memandang hatimu, bukan paras dan pakaianmu…
Omong kosong kalau pegawai/ karyawan tidak butuh pengakuan dan perhatian atasannya di kantor, tapi kami sangat yakin sekiranya mereka semata mengharapkan pengakuan dan perhatian atasan, maka mereka akan mudah terpeleset. Mereka tidak akan fair dalam berkompetisi/ curang dan berpotensi menghambat kemajuan. Maka, lakukan semata karena Allah.
Adalah wajar kalau seseorang ingin orang lain mendengarkannya, menghargai, menghormati, dan menerimanya. Tapi kami sangat yakin sekiranya semata karena mereka (dunia dan segala perkakasnya –termasuk manusia), maka dia akan mudah melenceng dari amal ma’ruf nahi munkar –dia akan mudah marah, emosi, mudah tersinggung, cepat kecewa dan sering besedih hati. Terutama di saat kesuksesan harus tertunda. Terlebih lagi sekiranya gagal telak (gagal total mokosudnyo…hehe), emosi dan fikirannya mudah menjadi tidak stabil alias stresss.
Allah Ta’ala lebih tahu wajah kita yang sebenarnya. Karena itu, lihat, dengar, fakir, rasakan dan berbuat dengan mengingat Allah atau semata karenaNya. Niscaya seorang muslim tidak akan menjadi ‘hakim agung’ terhadap dirinya, lingkungan dan manusia di sekitarnya. Jadi jangan pernah katakan Allah tidak adil, karena derajat kita hanya hamba…
Walakhir, manusia adalah makhluk yang unik. Dari segi bentuk, kemampuan, dan tabiat tidak persis sama. Jangan pernah menginginkan menjadi orang lain dan jangan paksakan dirimu untuk memenuhi segala keinginan dan tuntutan hidup hanya karena manusia lainnya. Tidak semua keinginan mesti terkabul. Mungkin hal itu memang ditakdirkan bukan untuk kita (bukan hak). Dan Allah menggantikan dengan kenikmatan yang lain. Atau Allah telah menjanjikan sesuatu yang lebih baik di dunia atau di akhirat kelak. Tidak semua ditakdirkan jadi pahlawan! Lagi pula pahlawan sejati hanya merindukan syahid bukan tanda jasa. MERRRDEKA!!!
Cari di Ayyadelfath
Posting Terbaru
12 July 2009
Wajah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment