Sesungguhnya kalian berada di kampung persinggahan dan sedang berada pada sisa-sisa usia maka segeralah melakukan kebaikan yang mampu kalian lakukan. Kalian telah diberi waktu pagi dan sore. Ketahuilah bahwa dunia dilapisi dengan tipu daya, oleh karena itu maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kalian, dan jangan (pula) penipu (syaithan) meperdayakan kamu dalam menta’ati Allah.
Ambillah pelajaran dari kejadian masa lalu, kemudian bersungguh-sungguhlah dan jangan lalai, karena syaithan tidak pernah lalai terhadap kalian. Mana anak-anak dunia dan temannya yang terpengaruh dengan dunia, akan menghabiskan usianya untuk bersenang-senang. Tidakkah mereka menjauhi semua itu!! Buanglah dunia sebagaimana Allah membuangnya, carilah akhirat karena sesungguhnya Allah telah membuat permisalan dengan yang lebih baik. Allah Ta’ala berfirman;
"dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, Maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (Q.S. alKahfi 45-46)
(masjid Nabawi, 03 Muharram 24H)
asSyaahid Utsman bin Affan r.a. [Bidayah wan Nihayah]
Cari di Ayyadelfath
Posting Terbaru
18 June 2012
apa yang engkau harapkan?
24 July 2009
memoar fikir 2002-2004 (essentia #1)
Bukan Teka-Teki
Aku bukanlah teka-teki
Dan aku tidak dapat ditipu oleh teka-teki...
Begitu ketegasan dan kejujuran seorang Umar alFaruq r.a.
Ali k.w. berkata, hai emas tipulah selain diriku!
Manakala suatu hari di sebuah majelis, Rasulullah saw. didatangi oleh Jibril dengan pakain dari kain goni dengan banyak tambalan dan jahitan... Jibril berkata, wahai Rasulullah saw., saat ini seluruh penghuni langit berpakaian sepertiku ini, semata bersimpati haru menyaksikan Abu Bakar r.a. yang tiada lagi memiliki harta bahkan pakaian ke masjelis. Pakaian seperti inilah yang ia kenakan dan sebentar lagi ia akan hadir di sini. Padahal Abu Bakar r.a. adalah orang terpandang dan berkelimpahan harta sebelum peristiwa hijrah. Namun ia pinjamkan seluruh hartanya kepada Allah. Sampai-sampai untuk menghadiri majelis Rasulullah saw. ia tidak memiliki pakaian yang bagus kecuali sehelai kain untuk shalat. Ketika ditanya Nabi saw. ia menjawab, “Aku tinggalkan untuk keluargaku, Allah dan RasulNya!”
Usman zunnurrain r.a. berkata, “Wahai jerami, sekiranya aku adalah kamu!”
Nabi Ibrahim a.s. menjawab pertanyaan Allah tentang siapakah dirimu? Aku adalah alKhalil (kekasih) Allah.
Nabi Musa a.s. menjawab, “Aku adalah alKalam (berkata-kata) dengan Allah.”
Nabi Muhammad saw. menjawab, “Aku adalah alYatim...”
Jawaban Rasulullah saw. sungguh menyentuh dan menggetarkan. Seketika hati menjadi basah tersentuh oleh simpati dan sayang yang begitu dalam... Karena Rasulullah saw. memiliki banyak gelar lain yang indah untuk didengar tetapi Nabiyullah saw. memilih berkata, “Aku adalah alYatim.” Dan beliau saw. sememangnya seorang yatim.
Begitulah daku menterjemahkan keyakinan dan kekuatan yang begitu besar yang membentuk citra cinta orang-orang shaleh, manusia pilihan, dan para syuhada.
Bukan teka teki ketika hati telah menemukan cinta dan teka-teki tidak dapat memperdayai pengetahuan yang dibangun oleh cinta...(0406xx)
20 October 2008
Ilmu itu cahaya
Wasiat Imam Malik bin Anas (93H -179H)
26 September 2008
Pemimpin yang dirindukan
“Aku telah dipilih sebagai seorang pemimpin atas kalian, meski aku bukan yang terbaik di antara kalian. Aku bersumpah demi Allah, yang hidupku berada di tanganNya, bahwa aku tidak pernah menginginkannya (jabatan –Khalifah) dan aku tidak pernah berdo’a untuk mendapatkannya... Ta’atilah aku selama aku menta’ati Allah dan Rasul-Nya!” Begitulah petikan pidato pertama Abu Bakar r.a. setelah menjadi khalifah pertama.Sebelum Abu Bakar r.a. wafat, beliau berwasiat kepada Aisyah r.a. putrinya, “Jangan gunakan kain yang baru untuk (jenazah)ku. Cucilah kain yang aku gunakan dan bungkus jasadku dengannya.” Wasiat lainnya ialah membayar kembali semua uang yang diterimanya sebagai gaji khalifah dari baitul mal dengan penjualan kebun miliknya. Sesungguhnya Abu Bakar r.a. tidak pernah menginginkan mengambil sesuatu dari baitul mal melainkan Umar r.a. memaksanya untuk menerima beberapa upah atas penggantian pekerjaan dan waktu yang sepenuhnya diabdikan untuk tugas-tugas kekhalifahan (negara).
Mencontoh sosok seorang negarawan besar, Umar r.a., kita diingatkan bagaimana menjaga amanah ummat dengan tidak menmanfaatkan fasilitas negara (baitul mal) walau hanya setitik minyak untuk menyalakan pelita –sejauh itu bukan untuk urusan negara. Menyantuni fakir miskin dan orang-orang cacat, tanpa menghiraukan kepercayaan dan keimanan mereka. Berdiam sejenak di mesjid setelah shalat berjama’ah sekedar untuk mendengarkan keluhan-keluhan rakyatnya. Ridha hidup sederhana -semata-mata mencontoh kehidupan Rassulullah s.a.w.- dengan harapan rakyatnya tidak segan dan takut untuk datang ke rumahnya dan mengadukan nasib atau permasalahan mereka.
Suatu waktu, di tengah malam Umar r.a. pernah menolak bantuan dari pembantunya dan memikul sendiri untuk mengantarkan gandum (dan keperluan lainya) ke rumah seorang perempuan dengan anak-anaknya yang menangis karena lapar. Belia berkata, “Engkau tidak dapat membantu Umar pada hari Pengadilan (kelak). Dirinya sendiri yang akan bertanggung jawab untuk itu.”
Tak kurang, Umar r.a. juga meminta istrinya untuk menjadi seorang bidan (melahirkan) tanpa meminta seikitpun upah atas jasanya.
Seorang syuhada agung yang mampu menggetarkan bukit uhud, Usman r.a., mengajarkan arti pengorbanan demi kemaslahatan rakyat-nya (ummat Islam), pernah berkata, “Aku tidak ingin menumpahkan darah orang Muslim untuk menyelamatkan leherku sendiri,” Sebuah peristiwa besar dan tidak tertandingi dalam sejarah Islam. Hudzhaifa r.a. menyatakan tentang ramalan Rasulullah s.a.w. bahwa pembunuhan Usman r.a. telah memecah belah umat Islam sampai hari kebangkitan, mereka tidak akan pernah bisa disatukan lagi.” Setelah peristiwa tragis itu, puluhan ribu umat Islam saling bunuh dan hingga hari ini kita masih melihat sebagian muslim mengorbankan saudara muslim lainnya demi kepentingan sesaat (dunia).
Manakala Ali k.w. pernah bersifat tegas kepada bawahannya yang menjabat gubernur suatu wilayah Islam. Beliau mengatakan dalam suratnya, “Aku mengetahui engkau menjalani suatu kehidupan mewah. Mejamu dilengkapi dengan macam-macam makanan yang berbeda dimana orang kebanyakan tidak dapat memperolehnya. Engkau berkelakuan secara tidak Islami ketika sendirian, tetapi menyampaikan khutbah seperti orang yang sangat shaleh (shiddiqin) di atas mimbar. Jika tuduhan ini benar, maka ingatlah bahwa engkau dalam kerugian dan aku akan menghukummu!”
Adakah pada masa ini kita dapati seorang pemimpin yang seumpama sahabat-sahabat Rasulullah yang agung tersebut? Tak usahlah yang rela mengorbankan lehernya untuk kepentingan ummat, cukup hidup sederhana –kalau tidak sanggup hidup prihatin seperti kebanyakan rakyat yang ia pimpin. Turun ke akar rumput dan duduk sejajar dengan rakyat jelata tanpa merasa risih sedikitpun dihatinya atas nama hak dan kewajiban.
Akankah kita masih sempat menyaksikan seorang pemimpin yang datang sendiri (tanpa protokuler) kepada rakyatnya, dengan semangat amanah dan persaudaraan yang ikhlas dan lantas sekedar berbagi sedikit rezki kepada rakyatnya yang jelata atau sekedar bersenda gurau berbagi cerita lalu mereka hanyut dalam kebahagiaan sebuah ikatan persaudaraan yang indah dalam bingkai sesama hamba Allah Ta’ala..?
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا*وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Maksudnya: Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (Q.S. alA’laa 16-17)
Demikian sedikit gurisan yang kami kutip sebagai bingkisan untuk pemimpin kami terpilih nanti. Kami mengucapkan selamat buat Gubernur Riau terpilih (insyaAllah, 9 October 2008). Semoga Allah menolong kita semua dengan ampunan dan kasih sayangNya.
Ya Allah, janganlah Engkau jauhkan pertolonganMu dari negeri kami karena dosa-dosa kami. Ampunilah kami dan berilah petunjuk kepada pemimpin-pemimpin kami. Amin yaa Allah, yaa Rabbal ‘alamiin. (25 Ramdhan 1429H)
20 September 2008
Dunia rumah kehinaan
Nasehat Imam AsSyafi'i
"Wahai saudaraku, sesungguhnya dunia ini tempat menggiurkan yang licin dan rumah kehinaan. Bangunannya akan hancur dan penghuninya akan masuk ke liang kubur. Semua isinya akan berpisah dan dengan kefakiran janganlah resah. Menumpuk harta (kelak) mendatangkan kesulitan (hisab) dan kemiskinan adalah kemudahan (pada penghisaban).
Oleh karena itu, takutlah kepada Allah dan hanya kepadaNya-lah diri berserah. Janganlah kamu gadaikan kehidupan abadi dengan rumah fantasi. Sesungguhnya kehidupan di dunia akan luntur dan temboknya akan hancur. Oleh sebab itu, perbanyaklah amalan dan jangan memperbanyak berangan-angan". [Manaqib Asyafi'i karya al-Baihaqi, 2/61]
13 September 2008
Amanah dan tidak aniaya
"Jangan engkau percaya melihat kegagahan seorang lelaki. Tapi, jika mereka teguh memegang amanah dan menahan tangannya daripada menganiaya sesamanya, itulah lelaki yang sebenarnya."
Umar bin Khattab r.a.