السلام عليكم و رحمة اللة وبركاتة

Cari di Ayyadelfath

Posting Terbaru

30 November 2008

Hamba yang sombong

Sekiranya bukan karena kasih sayang Allah Ta’ala niscaya tiada satupun dari manusia yang tidak berdosa.

Nabiyullah Muhammad s.a.w. adalah seorang hamba Allah dan Rasul Allah. Baginda s.a.w. makan dan berpuasa, berjaga dan tidur, bekerja dan beristirahat, berdo’a dan berharap ampunan Allah, terluka dan berobat. Nabi s.a.w. juga menikah dan bermuamalah dengan masyarakat, samada dengan muslim atau ummat lainnya. Rasul s.a.w. tidak mengharamkan segala yang telah ditetapkan halal oleh Allah Ta’ala.

Makhluk Allah yang mulia dan telah disucikan Allah, Muhammad s.a.w. tidak menolak juadah yang lezat sekiranya rezki itu ada dihidangkan, namun beliau selalu berpuasa dari pada mengharapkan sesuatu untuk dimakan ketika makanan atau rezki itu tidak ada di rumahnya. Beliau juga menangis, bersedih dan tertawa kecil. Beliau juga pernah marah dan lalu beristighfar untuk memberikan tauladan bagi kita.

Seorang sahabat karib pernah ditanya sebelum dipersilahkan masuk ketika menemui seorang yang dia sebut imam. “Siapakah ini?” begitulah pertanyaan yang diajukan setelah salamnya dijawab.
Sahabat ini terpaksa pulang dan kembali beberapakali kepada si imam dan butuh beberapa minggu sampai ia menemukan jawabannya. “Saya adalah hamba Allah” begitu jawaban sebenarnya dan ia dipersilahkan masuk...

Saudaraku, sungguh kita ini tidak ada yang suci. Bahkan dalam konteks fisik, kita ini sesungguhnya adalah seonggok bangkai yang hidup, yang membawa kotoran di perut, di telinga, di mata, di mulut dan dari kotoran keringat. Manakala dalam konteks psikis, kita ini dipenuhi oleh syahwat perut, syahwat mata, syahwat telinga, syahwat kemaluan, syahwat condong kepada segala keinginan akan kenikmatan dunia, syahwat berhasut dan mendengki.

Allah alKhalik telah menetapkan bahwa kita tidak akan diciptakan melainkan untuk diuji. Hidup di dunia adalah ladang ujian. Sungguh tipu daya Allah alHakim adalah lebih halus daripada suara kaki semut hitam yang berjalan di malam kelam di atas batu yang hitam. Karena itu berhati-hatilah dalam menilai amal perbuatan kita, karena kebaikan dan kemuliaan di dunia yang kita peroleh adalah belum tentu ianya sebuah kenikmatan dan keberkahan dariNya. Dan kesempitan serta kesedihan hidup belum tentu ianya hukuman atau kemurkaan dariNya.

Kita akan mati dan segala kenikmatan akan ditinggal. Harta, pangkat, kedudukan, dan segala yang kita raih dengan susah payah serta merasa memilikinya ketika hidup akan ditinggal tak tersisa. Hanya sehelai kain membungkus diri yang ikut ke dalam kubur. Beruntunglah orang-orang yang mendapat petunjuk sama ada mereka kaya atau miskin, terpandang atau luput dari pandangan. Mereka yang memberi makan orang-orang yang kelaparan, menyantuni anak yatim dan fakir miskin. Mereka saling menasehati dan berkasih sayang, beristighfar ketika terlupa dan melakukan kesalahan.

Seorang hamba tidak patut merasa sombong, walaupun sekedar merasa di hati, karena itu adalah ujub. Sesungguhnya sombong adalah selendang Allah ‘Azza waJalla semata. Bersombong diri berarti mengambil hak Yang Maha Perkasa. Tiada yang boleh dibanggakan oleh seorang hamba. Hakikatnya ia adalah pelayan kepada alHaq.

...Dan sungguh, bahkan kepada Iblis laknat sekalian alam-pun kita tidak boleh bersombong diri... karena itu adalah buah karya Iblis dan ia akan bersuka cita mendapati seorang hamba yang merasa kuat terhadapat tipu daya Iblis laknat sekalian alam. Wallahu’alam...


Seorang tua yang rajin ke mesjid pernah menasehati, janganlah engkau bakar amal shalehmu dengan berghibah dan berhasut, walaupun sekedar fikiran di hati dan ketika itu engkau seorang diri di atas tempat tidurmu dan berucap dibelakang bibir, “rasakan olehmu wahai Fulan azab Tuhan, sesungguhnya hari ini engkau telah menerima hukuman akibat kesombonganmu!”

Sungguh kasih sayang Allah meliputi murkaNya. Setiap kita pasti memiliki rahasia dan Allah adalah sebaik-baik penyimpan rahasia. Manusia itu sendiri yang membiarkan dirinya dihina dan menerima hinaan. Bukankah Allah Maha pengampun dan menerima taubat orang-orang yang mau bertaubat? Ia menjawab setiap panggilan dari hambaNya ketika dipanggil. Ya Allah, sungguh kami ini hina dihadapanMu. Tiada apa yang dapat kami banggakan kecuali Engkau berkenan mengampuni dosa-dosa kami dan menerima amal ibadah kami yang sedikit. Sungguh kami percaya bahwa kami banyak melakukan maksiat, maka ampunilah kami. Ya Allah janganlah Engkau hinakan kami di dunia dan di akhirat kelak, sesungguhnya kami ini lemah dan bodoh dihadapanMu, maka kuatkanlah kami dengan kefahamam, hafalan, dan fikiran. Tambahkanlah ilmu dan hikmah kepada kami. Dan jadikanlah taqwa sebagai perhiasan kami. Perkenankanlah ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.



0 comments:

Post a Comment

Email-kan saya update posting dari Ayyad

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner