Sungguh kami beriman kepada Rahman dan RahimMu yaa Allah. Kepada ke-Mahabijaksana-anMu bahwa tiadalah keputusan yang adil dan paling baik bagi hambaMu melainkan keputusanMu. Kami bersaksi tiada Ilah selain Allah yang Maha-esa dan Muhammad saw. hamba dan utusan Allah penutup para Nabi. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk beliau, keluarga serta sahabat sampai hari akhir kelak.
Saudaraku...
Kebanyakan dari kita, manusia selalunya melihat wujud kasih-sayang Allah SWT. melalui berita-berita gembira atau melalui setiap kelapangan, kenikmatan dan kesenangan hidup yang kita dapatkan atau saksikan selama ini. Sebaliknya, setiap kesempitan dan kesedihan selalunya dipandang sebagai wujud azab atau murka allah SwT., jarang sekali kita melihat keberadaan kasih-sayangNya dalam kesempitan-kesedihan hidup.
Sesungguhnya, ujian sabar terhadap kelapangan hidup kaya dan senang adalah jauh lebih berat daripada ujian sabar terhadap kesempitan, sakit, dan sedih. Sebab kecendrungan kita, manusia mudah terlena bahkan berpaling dari kebenaran ketika senang. Dan hari perhitungan kelak akan lebih banyak mendapat soalan sehubungan dengan kemana saja telah kita manfaatkan kelebihan dan kenikmatan yang Allah berikan kepada kita.
Sementara, ujian kesempitan dan kesedihan akan lebih menjadikan kita sentiasa waspada dari melanggar batas-batas yang telah di larang Allah dan RasulNya. Lagipun, kelak hisab tak banyak yang nak ditanya. Sebab sedikit kenikmatan dunia dirasakan dan selalunya kita bersedih dan mengharu memohon ampunan Allah dan belas kasihNya.
Hendaknya kita selalu mengingat perkara yang memutus kelezatan dunia ini. “Tiap-tiap yang berjiwa itu akan merasakan mati (di dunia) dan Kami akan menguji kalian (mencoba kalian) dengan keburukan dan kebaikan (seperti miskin, kaya, sakit dan sehat) sebagai cobaan. (maksudnya supaya Kami melihat, apakah mereka bersabar dan bersyukur ataukah tidak.) Dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan.” (alAnbyaa 35)
Jika kita mengaku beriman, nicaya tiadalah hidup kita akan sepi dari ujian selama berjuang di dunia fana ini. Allah berfirman, (al'Ankabuut 2) “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? (3) Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Rasulullla saw. dan para sahabat beliau (radhiaAllah'anhum)tidak pernah sepi hidup mereka dari ujian Allah. Mereka, para sahabat mendapat bimbingan langsung dari Rasulullah dan mendapat predikat kelulusan terbaik sepanjang masa, sebagaimana yang telah Rasulullah saw. katakan dan generasi terbaik setelah itu, tabiin, tabiut tabiin dst.
Saudaraku, perihal dunia ini, renungkanlah wasiat penghulu para nabi, Muhammad saw. ini, "Apa artinya dunia bagiku! Kehadiranku di dunia hanyalah bagaikan seorang pengelana yang tengah berjalan di panas terik matahari, lalu berteduh di bawah naungan pohon beberapa saat, kemudian segera meninggalkannya untuk kembali melanjutkan perjalanan." (HR. At-Tirmidzi)
Semoga samudera Ramdhan dapat kita selami sedalam dan seluasnya pada tahun ini. Semoga Allah mengampuni dan menerima taubat kita. Hendaknya Allah merahmati kita dan menjadikan kita termasuk golongan hambaNya yang bersabar, bersyukur dan bertaqwa. Amien.
Selamat menunaikan ibadah shaum Ramdhan 1433 H. Maaf zahir batin.
1 Ramadhan 1433H/21 July 2012,
Abu Ayyad
Cari di Ayyadelfath
Posting Terbaru
21 July 2012
Sabar, Syukur, dan Taqwa
22 June 2012
Untuk Cahaya Mataku
Sederhana nak, dengan kefakiran janganlah sekalipun engkau risau karena fakir yang sesungguhnya adalah fakir ilmu. maka janganlah sekali-kali engkau merasa sombong dengan apa yang ada padamu.
Kekuatan sebenarnya adalah sabar, nak. Sabar dari ujian serta tipuan perhiasan dunia dengan segala perkakasnya. Tunggangannya adalah nafsu, maka janganlah sekali-kali engkau tertipu dengan memperturutkan hawa nafsu. Kawallah ia dengan ilmu dan rasa malu.
Ingatlah nak, bahwa lemah adalah ketika engkau merasa jumawa dengan amal shalehmu dan karena kelapangan segala urusan duniamu,. Oleh karenanya, janganlah resah dan sedih akan segala kesempitan dan kehilangan, karena dunia ini sesungguhnya ujian dan perjalan sementara, bukan tujuan. Maka risaulah semata karena takut ibadahmu tidak diterima Allah Ta’ala.
Takutlah wahai anak ku dengan kelapangan dan kemudahan yang yang melenakan. Karena sesungguhnya segala yang diberikan kepadamu adalah amanah. Dan amanah akan diminta pertanggung jawaban di gerbang menuju rumah kenikmatan abadi. Kemana telah engkau belanjakan hartamu, adilkah dirimu ketika kau kuasa menghukum, maka hadirkan selalu Rabbmu dalam tiap kelapangan hidup mu, anakku sayang.
Waspadalah anakku, pujian manusia adalah senjata yang paling disenangi iblis untuk menjerumuskanmu kedalam kubangan kebodohan. Pujian sesungguhnya adalah ketika Allah Ta’ala membanggakanmu dihadapan MalaikatNya, ketika engkau bangun di-sepertiga malam untuk mengingatNya dengan haru dan harap.
Nak, tiada yang membahagiakan Ayah, sebagian atau salah seorang kita dengan izin Allah mampu menjadi syafaat untuk orang-orang yang kita kasihi dan dengan RahmatNya, Allah kumpulkan kita semua bersama-sama dalam surgaNya yang penuh keceriaan dan kegembiraan. Karenanya kelak, cantik akal budimu lebih ayah rindukan daripada gelar dan harta. Sebab ianya akan menjadi istana dan cahaya dalam bait-bait do’amu untuk ayah dan kita semua.
Terakhir duhai anak-anakku, sesungguhnya segala kebajikan dan amal shalehmu belum mampu menjamin tempatmu di surgaNya. Hanya dengan RahmatNya kita semua mampu memasuki surga Allah Ta’ala. Semoga Allah merahmati kita semua. Amin yaa Rabbal’Alamin.
Hari ini Dua Sya’ban 1433 Hijryah. Semoga Allah memberkahi kita dibulan haram ini dan menyampaikan kita kepada Ramdhan alKarim. Amin yaa Rahman yaa Rahim.
Salam sayang-dukung-peluk dan cium,
Ayah daripada,
Datin, Ayyad & Iyyah
18 June 2012
apa yang engkau harapkan?
Sesungguhnya kalian berada di kampung persinggahan dan sedang berada pada sisa-sisa usia maka segeralah melakukan kebaikan yang mampu kalian lakukan. Kalian telah diberi waktu pagi dan sore. Ketahuilah bahwa dunia dilapisi dengan tipu daya, oleh karena itu maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kalian, dan jangan (pula) penipu (syaithan) meperdayakan kamu dalam menta’ati Allah.
Ambillah pelajaran dari kejadian masa lalu, kemudian bersungguh-sungguhlah dan jangan lalai, karena syaithan tidak pernah lalai terhadap kalian. Mana anak-anak dunia dan temannya yang terpengaruh dengan dunia, akan menghabiskan usianya untuk bersenang-senang. Tidakkah mereka menjauhi semua itu!! Buanglah dunia sebagaimana Allah membuangnya, carilah akhirat karena sesungguhnya Allah telah membuat permisalan dengan yang lebih baik. Allah Ta’ala berfirman;
"dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, Maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (Q.S. alKahfi 45-46)
(masjid Nabawi, 03 Muharram 24H)
asSyaahid Utsman bin Affan r.a. [Bidayah wan Nihayah]
08 April 2012
sebuah perjalan seharum kembang ujian
sahabatku,
karunia pendengaran, penglihatan dan hati bukan percuma
bekal mengarungi hamparan dunia fana
ada yang kufur ada bersyukur menjadi lumrah manusia
sebab telinga dan mata ianya gerbang syaitan merasuki dunia kita
sahabatku,
terkadang kita takut akan sesuatu
tidak jarang perut berganjalkan batu
adakala kita bersedih karena kehilangan sesuatu
jadilah ia kembang ujian bagi shabirin, ingatlah selalu
sahabatku,
air mata yang menitik bukan tanpa makna
bulir keringat yang membasahi bumi pun tak kan sia sia
sering kita tersalah memberi makna
sehingga kesudahan nanti ‘kan menjawab hakikat sebenarnya
sahabatku,
sungguh manusia hanya kuasa berencana dan bercita
namun rencana Allah jua menjadi haq yang sebenarnya
sungguh indah perkara mukminin dalam tiap urusanya
susah senang alhamdulillah menjadi zikir syukurnya
wahai sahabatku,
ketahuilah bangunan megah itu akan lapuk dan runtuh
baju yang kau kenakan akan lusuh dan lekang
dan ketika kelezatan dunia ini terputus...
terserlah segala yang mereka perselisihkan tentang kemegahan dunia fana
duhai sahabatku,
sungguh ketahuilah, bahwa segalanya bukan...
tentang berapa banyak pencapaian dan pengakuan yang kita peroleh, tapi...
dari mana kita mendapatkan pengakuan...
dariNya kepadaNya dan hanya karena mengharap wajahNya
Pelalawan, 16 Jumadil awwal 1433h./080412
Abu Ayyad
23 October 2011
Heran...
Mungkin sekali mereka terlupa (khilaf*) bahwa sombong itu ialah menyembunyikan kebenaran. Bahkan mereka bukan hanya menyembunyikan kebenaran, lebih dari itu mereka merampok tanpa sedikitpun menyadarinya –kalau tidak boleh kami menyebutnya dengan tanpa sedikitpun rasa malu, mereka mengambil hak Allah. Bahwa kabair –sombong- adalah selendang Allah Ta’ala. Salah satu kebenaran itu ialah…apa jua yang dibanggakan itu berasal dari Allah dan semata milik Allah, bukan milik kamu -makhluk!
Apa yang nak engkau banggakan!? Ingatlahlah sahabatku, pada taraf tertentu, sombong itu susah dikesan…sesekali ia berkelebat –bukan dihati tapi di akal yang terasuki bisikan halus sang maestro iri dan dengki –siBliz. Sesungguhnya yang berkelebat itu adalah ujub –cikal bakal sombong yang telanjang. Sekiranya ujub itu berbisik pada dirimu sendiri, sementara sombong yang telanjang itu mengatakan kepada orang lain bahwa kalau bukan karena ‘aku’ atau pujilah aku. Bahkan bahasa tubuhmu terkadang cukup untuk ‘membahasakannya,’ sekalipun engkau tidak mengutarakannya atau engkau tidak mengakuinya.
Cobalah hening sejenak saudaraku, pejamkan mata dengan lembut, tarik nafas dengan pelan lembut dan panjang dan biarkan fikiranmu menggambar sebuah lukisan…tentang dirimu, dan…. Bayangkan ketika kamu dengan jabatan yang ‘ehem’ seketika turun dari mobil yang ‘aduhai’ dengan baju kebesaran berjalan ‘pantas’ dihadapan orang-orang yang kamu sebut bawahan atau rakyat kebanyakan. Dalam senyum lebar, nikmatilah gambaran ‘kebesaran’ itu…kamu mendengar pura-puri pujian dari penonton yang semuanya bergunjing tentang apa yang kamu kehendaki mereka gunjingkan…kebesaran (prestasi, jabatan, kekayaan, anak dan istri, ringkasnya segala perhiasan dunia ini ada di genggaman tangganmu), keren coy! Perhatikan langkah kaki-mu…. Daku khawatir kamu tersandung…dan jatuh. Ya, itu saja dan bandingkan dengan derap langkahmu ketika kebelet mau ke WC…adakah sama…? pasti beda, derap langkah yang ke dua daku jamin sangat-sangat natural –daku menyebutnya salah-satu bentuk kejujuran yang telanjang. So, jangan heran dengan dirimu sendiri, sob!
Pelalawan,
Zulqaidah 26, 1432H
_______________
(*)"...Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. 33 : 5)
Baca Selengkapnya......