Amanah
alAhzab: 72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
Sungguh, manusia itu zalim dengan merusak alam ini dan saling bunuh demi memenuhi nafsu mereka. Manusia itu bodoh dengan merasa pintar dan bangga dengan segala pencapaian dunia yang mereka peroleh.
Benar adalah tidak mungkin rasanya manusia tidak mengeksplorasi alam ini sementara tingkat kebutuhan manusia akan alam sangat tinggi seiring berkembangnya mainan manusia yang mereka sebut rekayasa teknologi dan benar bahwa teknologi tersebut menyentuh hampir tiap sendi kehidupan manusia dewasa ini. Tapi keniscayaan bagi manusia untuk menjaga keseimbangan alam ini agar kelangsungan hidup dan keharmonisannya dapat dirasakan oleh sekalian penghuni bumi dan bukan untuk satu generasi atau kelompok tertentu saja. Tapi seluruh penghuni bumi juga berhak atas dunia ini. Dan untuk jangka waktu yang telah ditetapkan oleh Pencipta bukan ukuran waktu hidup pribadi manusia yang sesaat.
Sungguh disayang, terlalu banyak manusia yang rakus dan bodoh. Bodoh karena mereka hanya ber-fikir kenikmatan dan kekuasaan sesaat. Mereka hanya ber-fikir sebatas umur mereka yang pendek. Padahal sesungguhnya apa yang mereka fikir menjadi milik mereka di dunia ini sesungguhnya hanyalah pandangan mata atau semata apa yang bisa dirasa oleh panca indra kasar mereka. Hakikatnya semua itu hanya semu atau tipuan zahir berasal dari pembenaran akal -melalui informasi jutaan syaraf- yang ditunggangi oleh nafsu serakah yang jauh dari sentuhan nurani dan jauh dari hati yang bersih. Sebagian mereka itu bahkan tidak memahami bahwa kapan saja mereka bisa mati dan segala kemegahan, kekuasaan, kesenangan dengan mendapati apa jua keinginan mereka selagi hidup tidak akan pernah mereka bawa setelah mereka mati kecuali amal shaleh.
Sebagian lagi ber-fikir-an bahwa hidup hanya sekali, di dunia ini! Dengan kata lain mereka perpendapat tiada kehidupan setelah mati. Golongan ini sangat naïf! Bukan saja bodoh dan ceroboh tapi teramat bodoh! Hehe.. bagaimana tidak? Mati saja mereka belum pernah, bagaimana mungkin mereka bisa memastikan kehidupan ada atau tidak ada setelah kematian? Katakanlah mereka tidak percaya ada kehidupan setelah mati, namun mereka pasti percaya bahwa sekedar berjaga-jaga adalah bukan pekerjaan sia-sia…kecuali mereka sangat bodoh (kalau bukan dikunci mati hatinya) niscaya mereka akan ber-fikir ulang untuk menantang keberadaan kehidupan setelah mati –yang telah nyata mereka tidak mampu memastikannya! Dan katakan kepada mereka, “maka tunggulah, sesungguhnya kami-pun menunggu bersama kalian!”
Tunaikan amanah.
anNisa: 58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Kata-kata amanah kerap diulangi beberapa kali oleh para utusan Allah kepada kaumnya dengan tegas. Sebagai penegasan kepada manusia agar jangan lupa dan mengabaikan amanah yang sudah sejak awal kejadian si manusia dipikulkan ke atasnya. Hey, jika dirimu ditanya dari mana asalmu, untuk apa kamu hidup dan kemana kamu akan pulang? Hampir semua dari jawaban kamu berikan benar karena kebanyakan dari kamu pasti mengetahuinya. Namun sedikit sekali dari kamu memahaminya. Buktinya, masih banyak yang tidak menunaikan hak kerabat atau tetangganya. Masih banyak yang tidak menepati janjinya. Masih banyak yang berkhianat terhadap jabatannya. Masih banyak yang tidak mendidik anaknya sesuai amanah Allah. Masih banyak yang disibukkan oleh kesenangan hidup sehingga lupa memikirkan keadaan sekitarnya. Sungguh, sedikit sekali dari kamu bersedekah!
Sungguh, begitu banyak dari kita yang disibukkan oleh amalan zahir tapi mengabaikan amalan batin. Begitu banyak manusia muslim menggunakan perkataan baik dari Quran dan Sunnah tetapi tidak berusaha mendapatkan hikmah dan kebijaksanaan dari keduanya. Suara-suara kebenaran hanya sampai di telinga dan mata zahir tapi tidak sampai melewati kerongkongan. Telinga jiwa mereka sunyi dan mata hati mereka gelap tak bercahaya. Kamu akan mengenal mereka dari sifatnya yang ekslusif, fanatik, kasar, ria, pendusta dan sangat kikir! Mereka seperti buah apel yang segar namun busuk di dalamnya.
Padahal Allah tidak pernah menuntut pribadi manusia untuk beramal dan patuh kecuali sekadar kesanggupannya saja. Allah Ta’ala lebih mengetahui apa yang ada di sebalik dadamu. Dia sungguh memahami kondisimu. Allah Ta’ala tidak akan memikulkan beban yang berat sekedar kesanggupanmu saja. Oleh sebab itu Allah yang Mahalembut tidak pernah melihat paras dan pakaianmu akan tetapi Dia hanya melihat hatimu. Sungguh Ia tidak mengabaikan amalan shaleh hambanya, walau sebiji zarah sekalipun!
alAnfaal: 27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
Saudaraku, mengapa kita selalu khawatir dengan pandangan manusia terhadap diri kita sementara pandangan Allah yang hakiki kita abaikan. Kita ingin manusia menghormati kita akan tetapi amanah Allah dan RasulNya kita abaikan. Untuk apa kita memiliki harta yang banyak, kedudukan terpandang, paras jelita dan rupawan, akan tetapi di mata Allah kita sangat miskin, kerdil dan buruk rupa? Bukankah kita menyadari dari mana asal kita, untuk apa kita di sini (dunia) dan kemana kesudahan kita?? Apa artinya kemegahan tetapi sedikit sekali manusia yang bertamu ke rumah kita. Apa arti kedudukan tetapi dibelakang kita mereka mengutuk dan mencaci maki kita? Apa arti jelita dan rupawan akan tetapi akhlak rumah tangga kita jauh dari keteduhan…
Sebahgian amanah.
atTaghaabun: 17. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.
Jika esok hari datang seorang miskin dari kerabatmu (atau tetanggamu) kepadamu, bantulah ia memenuhi hajatnya semampu yang engkau kuasa melapangkan kesempitannya. Sesungguhnya, jika engkau ikhlas maka Allah akan menjadi penjamin untuknya. Dan Allah akan balas dengan sesuatu yang jauh lebih besar bahkan mungkin sesuatu yang belum pernah terlintas di-fikiranmu, belum pernah terpandang oleh matamu, dan mungkin sekalipun belum pernah terlintas dibenakmu. Janganlah kamu tergolong orang-orang yang takut menjadi kurang dengan besedekah.
Wahai saudaraku, sesungguhnya kesempitanmu saat ini tidaklah menjadi penghalang untukmu bersedekah dan beramal shaleh. Bukankah memberikan sekedar senyum kepada saudaramu juga sedekah. Membersihkan jalan dari halang-rintang juga sedekah. Dan juga mendoakan kebaikan bagi saudaramu tanpa sepengetahuannya adalah juga sedekah yang sangat baik. Ketahuilah, bagaimana mungkin jelas tanda seorang yang ber-taqwa sebelum jelas bukti-bukti bagi Allah Ta’ala dan jika kita tetap pada keta’atan insyaAllah hidayah akan sampai di hati. Sesungguhnya janji Allah itu dekat.
Wallahu’alam!
9 Ramadhan 1430
Cari di Ayyadelfath
Posting Terbaru
31 August 2009
Berlaku Amanahlah Kamu (Bingkisan Ramadhan 1430H #1)
Labels:
Tela'ah Fikir 'ku
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment