saat ingatan memaksa mengenang sejarah
sebuah episod hidup dalam hening kaca diam terpandang jelas
disepanjang jalan kenangan bersama mu
aku tegap berdiri kokoh menghidu dalam menghempas kegalauan
banyak dan teramat banyak untuk ku sampaikan
memaksaku memilih dalam berkisah bersama mu
sejarah yang patut dikenang bahkan yakin kuteruskan...insyaAllah!
kepada generasi terbaik yang akan membuatmu bangga...kelak di suatu masa hadapan
seekor kerbau dari pasir...
kau hibur aku ketika tangisku berderai
masa itu aku pasti banyak menyusahkan mu
dengan tangisku, rengekanku, keinginanku, dan tentu betapa bandelnya tingkah-laku ku...
ketika ingusku masih sering kau sapu
dengan astrea 70 kau bawa aku berjalan melihat indahnya jembatan siak tika itu
sebuah jembatan kenangan bagiku
ya...aku masih ingat, waktu itu kepalaku plontos...tanpa rambut sehelaipun
usiaku menapak balikh ketika degil budak-budak semakin menjadi-jadi pada diriku
aku balik lewat malam hanya karena nak main bola sepak dengan kawan-kawanku
aku hilangkan pancing kesayangan mu
aku ganggu adiku sampai menangis dan tentu aku ketakutan setelah itu
tujuh tahun di sekolah dasar...
kau begitu keras dan disiplin terhadapku
sedikit berbicara dan lebih banyak bersikap terhadap daku
bahkan disebutkan namamu saja sudah cukup membuatku terpaksa duduk mengaji dengan guruku...ibundaku
Aku sayang padamu, karena darah lebih kental dari pada air
Engkau pasti melekat di bilik hatiku hingga akhir hayatku kelak
Seolah dua kutub berlawanan, hakikatnya kita sama dan teramat dekat
Engkau sungguh guru yang bijak, cerdas dan aku melihat sejuta kebaikan disebalik keras dan tegasnya sikapmu...
Kini kau bebas memilih jalan hidupmu
Kau katakan itu ketika usia ku belum genap 18 tahun
Keyakinanmu berbalut harap yang begitu besar terhadapku
Tak akan ku siakan harapanmu
5.5 thn kau dekatkan aku dengan mesjid...
ya, aku tak akan lupakan bahwa aku tumbuh dan besar dilingkungan itu
dan tiada tempat yang lebih sejuk buat ku selain mesjid
kufahami amanahmu
suatu malam aku berkata kepadamu
aku akan menemui seseorang untuk melamar putrinya
berapa lama sudah kau kenal putrinya...tanyamu dalam senyum
tadi siang...beberapa jam yang lalu
dan kaupun terkejut sambil melanjutkan dengan petuah dan nasehat untuk bekalku
dan akupun pergi berlayar berbekal nasehat darimu...
tiga bulan setelah malam itu akupun menikah dalam usia menuju 29
aku melihat keyakinan yang besar dari dirimu untuk kami
aku merasakan do’a dan kebahagiaan darimu untuk kami dan hari depan
walau kau tak pernah menyatakannya...aku melihat yang kau lihat...
diary-ku penuh dengan coretan...seperti yang kau ajarkan
aku melihat harta seperti yang kau lihat
aku menikmati kesederhanaan yang kau ajarkan
aku akan terus berjuang untuk terus bermakna dan bermanfaat
aku yakin tak akan mengambil lebih selain hak ku
ya...aku akan terus membaca seperti dirimu yang tak lelah membaca sampai di hari senjamu
do’akan aku untuk kuat sabar dalam menegakkan shalat
waktu terasa begitu singkat ketika Ayyad cucu mu lahir
di suatu pagi diiringi hujan gerimis yang tak lama berlalu
seketika berganti pagi yang cerah...
semua gembira menyambutnya setelah keluar dari ruang operasi
begitu pulak Atuknya walau tiada bersama kami ketika itu
delapan bulan setelah kelahirannya
engkau hadir dikediaman kami untuk waktu yang cukup lama dari waktu sebelumnya
bermain bersamanya dan juga kakaknya Dateen
bahkan merawatnya ketika bundanya pergi ke pasar sementara aku sibuk dengan dunia
ketika engkau putuskan untuk kembali, tiada firasat apapun dalam fikir ini
kau salami dan kau cium cucumu untuk yang terakhir kali...
malam hari kusempatkan menanyakan kabarmu
dan kau telah sampai dengan selamat di rumah kenangan kita...
itu terakhir kali aku mendengar suaramu
beberapa jam setelah itu...
subuh 1/3 malam HP ku berdering....
kakandaku berbicara pelan, Ayah sudah duluan...
sungguh waktu begitu singkat Ayah...begitu singkat terasa
seperti yang Emak kisahkan, Ayah masih sempat mengganti baju baru dan bersih sebelum dipanggilNya.
Bahkan belum lekang ingatan Emak berbicara panjang dengan Ayah tengah malam itu...hanya beberapa menit Ayah...empat kali nafas...Asyhaduan Laa Ilaha illa Allah wa asyhadu anna Muhammad arRasulullah...
Aku sadar Ayah telah yakin dan mantap dengan keadaan ini
Sampailah Allah menjawab dengan ketetapanNya
Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun...
Kini Ayah pergi mendahului kami...
Diiringi senyummu nan menawan ketika kumandikan engkau
Jama’ah mengamini do’aku dengan keras setelah kushalatkan engkau
Aku dan adikku menyambut peti jenasahmu ke dalam lahat
Sampailah makam itu rapih tertutup tanah oleh tanganku sendiri
Ya...aku menitik kan air mata ketika melantunkan ayat-ayat suci alQuran
Karena aku anakmu Ayah...darah dagingmu
Ya...aku kehilangan, begitu kehilangan
Karena aku anakmu Ayahnda tercinta...
Tapi kami semua ridha dengan ketetapanNya, insyaAllah
Karena maut itu pasti, alam kubur itu pasti, dan akhirat itu pasti
Semua yang bernyawa pasti akan mati
Wahai Allah yang Mahamendengar
Ampunilah segala dosa Ayah kami
Terimalah segala amal ibadahnya
Jadikanlah kuburnya bagian dari taman-taman surga
Ya Allah yang Mahakuat Mahamelindungi
Kuatkanlah Ibunda kami serta kami anak-anak yang ditinggal dengan kesabaran
Dan janganlah Engkau putuskan pahala dari kami untuk Ayahanda tersayang
Lindungilah kami yang ditinggal dari segala macam bisikan syaithan dan fitnah sepeninggalan orang yang kami kasihi
Kabulkanlah ya Allah ya ArhamarRahimiin
Tujuh hari pertama, hanya 1 hari aku tidak sempat menziarahimu, Ayahnda
Aku harus lanjutkan sisa hidupku ...
dan aku harus pergi bertebaran di muka bumi tapi aku akan kembali menziarahimu
Aku berjanji akan selalu mendo’akan mu dan melantunkan ayat-ayat Quran untuk mu setelah Rasul saw kita tercinta dan seluruh ruhul mu’minin dari timur dan barat
Akan kubawa selalu nasehatmu dalam hidupku...bersamaku
Selamat jalan Ayahnda ku tercinta
Aku bangga menjadi putramu
Sungguh kami semua akan menyusulmu dan insyaAllah
Kita akan berkumpul lagi kelak di tempat yang telah Ia janjikan
Wahai Allah Mahapengasih....Surgalah hendaknya, surgalah hendaknya
Perkenankanlah yaa... Allah
Salam sayang, sembah sujud, dan teriring do’a
dari Ananda & Cucunda
9 Rabi'ul Awal 1430
Cari di Ayyadelfath
Posting Terbaru
07 March 2009
Selamat Jalan Ayahanda Tercinta
Labels:
Syair Fikir 'ku
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment