Perubahan bukanlah tujuan tetapi proses penting yang jauh lebih bernilai dan menentukan dibandingkan sebuah hasil, sekalipun itu adalah sebuah sukses besar. Karena perubahan tidak pernah berhenti hanya pada sebuah sukses besar. Karena sukses hanyalah sebuah titik di sebuah masa di dalam genggaman perubahan.
Abu Ayyad, 8 Zulqaedah 1429 (untuk Barack Obama)
Abu Ayyad, 8 Zulqaedah 1429 (untuk Barack Obama)
Saya teringat, di CNN TV seorang Tony Blair, dikala ia menjabat sebagai perdana mentri Inggris pernah berfalsafah dalam mendukung kampanye koleganya George Bush menginvansi Afghanistan dan perang terhadapat terorisme international. Dia bilang, No Change without Controversy. Entah apa hubungan ‘change’ dengan menginvasi satu negeri Afganistan serta perang melawan terorisme global. Mungkin ia mencoba meyakinkan kaum buruh di negerinya bahwa keputusannya adalah sememangnya controversy dalam mendukung perang terhadapat sebuah negeri berdaulat dan ia tahu mendapat banyak pertentangan dari dalam negeri dan juga dunia. Namun keputusan itu adalah jalan menuju perubahan dan tidak ada perubahan tanpa kontroversi! begitu faham yang dia miliki. Dia tahu pada saat itu tidak ada bukti otentik yang bisa membuktikan bahwa pelakunya adalah Osama b. Laden. TIdak juga sampai hari ini!
Sekitar tujuh tahun setelah filosofi Blair, tahun ini kampanye perubahan marak di Amerika diusung oleh seorang yang mereka katakan cerdas, kharismatik, peduli dan persuasif. Tema perubahan semakin kental ketika Barack Obama menang dalam konvensi Democratic menuju pemilihan presiden. Dan kemarin siang (WIB) saya kembali menyaksikan sebuah tema yang sama di dalam sebuah banner yang bertebaran dimana-mana dengan background biru, di layar TV. CHANGE we Need and CHANGE we believe in and so on... Lautan manusia berjubel menanti sebuah deklarasi kemenangan untuk perubahan dari eorang lelaki Afro-Amerika, Barrack Husein Obama tampil ke panggung bersama anak dan Istrinya. Selang beberapa saat, his first speech as the elected president echoing, menguntai kata-kata sederhana dan mudah difahami semua golongan.
…karena mereka yakin kali ini harus beda dan bahwa suara mereka bisa mendatangkan perbedaan…Barack Obama, 5 November 2008.
…Sudah sekian lama, tapi malam ini, karena apa yang telah kita lakukan hari ini, pada pemilihan kali ini dan pada saat yang menentukan ini, telah mendatangkan perubahan bagi Amerika…Barack Obama, 5 November 2008 (November 4, 2008 Chicago Time).Read the full speech
Dua sosok berbeda, dalam dua kapasitas berbeda dan dengan moment yang pasti berbeda pula. Namun sama-sama menginginkan sebuah perubahan. Bahkan dalam salah satu issue yang lebih spesifik –kalau tidak bisa disamakan, sama-sama mengemban misi perdamaian dalam mengatasi terorisme global.
Falsafah blair untuk misinya mendukung perang meruntuhkan Taliban khususnya dan melawan terorisme global pada umumnya terbukti tidak mendatangkan sukses. Perubahan yang dia fahami dan inginkan bersama pencetusnya (GWB) adalah sebuah proses yang emosional, arogan, menyedihkan serta tanpa nilai. Sebab rencana perubahan itu bergerak dari sebuah konspirasi dari sekolompok kaum yang tidak memiliki identitas dan tidak memiliki tujuan hidup kecuali haus kekuasaan dan kehancuran, bertentangan dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Mereka adalah kaum yang percaya bahwa benturan peradaban adalah keniscayaan untuk sebuah perubahan. Mereka sesungguhnya lemah, ketakutan dan yang pasti sangat menyedihkan. Perubahan yang dijanjikan hanyalah kedok dan bukan berasal dari perhitungan dan pertimbangan matang untuk kemaslahatan dunia dan manusia. They use instinct to decide and we know instinct is close to what we call hayawan. Masa telah membuktikan satu perubahan yang gagal dalam proses dan hasil sekaligus –NO CHANGE but multidimensional crisis on the world!
Bagaimana dengan perubahan yang baru saja dicanangkan dan menggema ke penjuru dunia dari seorang phenomenon and history maker, Barak Husein Obama Jr.?
Tidak satupun yang bisa memastikan hari depan. Akan tetapi dunia sedang berbisik, sejarah baru saja dimulai. Dunia mungkin akan membuktikan sebuah kalimat popular bahwa “History repeats itself”.
Apakah sejarah Amerika akan berulang ketika Abraham Lincoln menjadi presiden dan merubah Amerika menjadi Negara bebas perbudakan. Kemarin malam waktu Amerika, rakyat Amerika telah memilih dan menciptakan sejarah baru bagi Negara mereka. Presiden baru telah terpilih dengan mengukir permulaan sejarah baru bagi rakyat Amerika.
“Jika ada seseorang di luar sana yang masih ragu bahwa Amerika adalah sebuah tempat di mana segala sesuatu bisa terjadi, yang masih bertanya-tanya apakah mimpi para pendiri bangsa ini masih bisa menjadi kenyataan di masa sekarang, yang masih mempertanyakan kekuatan demokrasi, malam inilah jawaban Anda” President of USA, Barack H. Obama.
Seorang “Democratic American” yang dalam biography-nya dikenal sebagai sosok yang peduli kaum lemah dan memiliki kefahaman dan perspektif baik tentang arti perbedaan. Mungkin saja benar ia akan mengulangi sejarah besar dalam membuat perubahan yang sesungguhnya. Karena dia berwarna tiga benua; Afrika, Amerika dan Asia. Karena dia pernah hidup di tengah-tengah kaum miskin. Karena dia tidak melupakan Ayah serta kampung halaman leluhurnya. Dan karena dia mencintai Ibu serta Negara-bangsa yang membesarkannya.
_______________
I don’t believe you but I do trust you, Mr. President! Next is our turn to make a great history. We promise you!
0 comments:
Post a Comment